Usul Pilkada Dipilih DPRD, Prabowo Raih Sentimen Negatif

Usul Pilkada Dipilih DPRD, Prabowo Raih Sentimen Negatif

Jakarta, CNN Indonesia

Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA baru-baru ini melakukan studi menjelang 100 hari pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming. Denny Januar Ali, pendiri LSI, menyampaikan bahwa hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja Prabowo di panggung internasional, serta sikapnya yang tegas terhadap korupsi, mendapat sambutan positif dari masyarakat. Namun, terdapat pula beberapa sentimen negatif yang muncul.

“Secara keseluruhan, sentimen publik sangat positif. Meski begitu, terdapat satu aspek negatif yang berkaitan dengan sistem Pilkada,” ujar Denny JA dalam pernyataannya yang dirilis pada Kamis (26/12).


IKLAN


GULIR UNTUK MELANJUTKAN ISI

LSI Denny JA juga melakukan analisis opini publik dengan pendekatan berbasis teknologi. Penelitian ini mencakup delapan isu utama yang melibatkan sektor kesehatan, pertanian, pendidikan, ekonomi, kesejahteraan, ketenagakerjaan, sosial, dan politik.

Dari hasil survei, terungkap adanya tujuh program yang mendapat dukungan positif dari masyarakat, sementara satu program lainnya menerima sentimen negatif.

Salah satu isu yang kurang mendapat dukungan adalah pelaksanaan Pilkada melalui DPRD, yang diusulkan sebagai langkah efisiensi biaya. Dengan total pembicaraan mencapai 1.629, program ini hanya mendapatkan 23,7 persen sentimen positif.

“Mayoritas sentimen publik terkait isu ini adalah negatif, mencapai 76,3 persen. Banyak kritik muncul karena dianggap akan melemahkan demokrasi dan meningkatkan risiko korupsi,” jelas Denny JA.

Dia merekomendasikan agar pemerintahan Prabowo lebih fokus pada pelaksanaan program-program yang telah mendapat dukungan positif. Selain itu, penting juga untuk meningkatkan transparansi dan memastikan adanya mekanisme pengawasan yang kuat guna mencegah penyimpangan.

“Prabowo sebaiknya menghindari isu Pilkada yang dipilih oleh DPRD. Situasi politik Indonesia yang bersifat presidensial tidak bisa dibandingkan dengan negara-negara seperti India, Singapura, atau Malaysia yang memiliki sistem parlementer,” tambah Denny.

Dia mengingatkan bahwa pada tahun 2014, pernah ada upaya untuk mengubah sistem Pilkada menjadi pilihan DPRD, namun rencana tersebut dibatalkan oleh Presiden SBY setelah survei menunjukkan bahwa lebih dari 80 persen masyarakat menolak pencabutan hak untuk memilih langsung pemimpin mereka.

Denny juga memperingatkan tentang potensi penurunan dukungan publik terhadap Prabowo jika isu Pilkada oleh DPRD tetap diusung, yang dapat menjadi risiko besar.

“Masyarakat dapat dengan cepat mengubah dukungannya. Untuk berbagai program ambisiusnya, terutama di tahun pertama, Prabowo sangat memerlukan dukungan publik,” ungkap Denny JA.

“Jika tidak mengambil kebijakan yang sejalan dengan semangat reformasi, Prabowo bisa dikenang sekelas pemimpin legendaris Asia, seperti Mahathir, Deng Xiaoping, dan Lee Kuan Yew,” tambahnya.

Sementara itu, Denny mencatat tujuh program yang mendapatkan sentimen positif terhadap Prabowo, di antaranya:

1. Program perbaikan kesehatan untuk ibu hamil dan menyusui dengan bantuan gizi, yang memiliki frekuensi pembicaraan 2.505, meraih 53,7 persen sentimen positif dan 46,3 persen negatif. Program ini diapresiasi karena menyasar kelompok rentan, meski kritik datang terkait implementasi di daerah terpencil.

2. Target swasembada pangan dengan mencetak 4 juta hektare sawah dalam 3-4 tahun, yang mendapat frekuensi pembicaraan 7.922, dengan sentimen positif 70,0 persen dan negatif 30,0 persen. Publik optimis mengenai potensi program ini, meskipun ada skeptisisme terhadap efisiensi anggaran.

3. Alokasi anggaran besar untuk kesejahteraan guru dan rehabilitasi sekolah dengan frekuensi pembicaraan 17.925, mendapatkan sentimen positif 71,6 persen dan negatif 28,4 persen. Dukungan kuat datang dari masyarakat, terutama terkait kesejahteraan guru, tetapi tantangan terbesar adalah distribusi anggaran yang adil.

4. Target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen melalui tujuh sektor utama, termasuk transisi energi hijau. Dengan frekuensi pembicaraan 8.002, isu ini meraih 58,0 persen sentimen positif dan 42,0 persen negatif. Meskipun transisi energi hijau mendapat perhatian positif, masih ada skeptisisme terhadap pencapaian target yang tinggi.

5. Penurunan prevalensi stunting melalui program makanan bergizi gratis berbasis pangan lokal, dengan frekuensi pembicaraan 2.264, meraih 52,7 persen sentimen positif dan 47,3 persen negatif. Publik menyambut baik fokus pemerintah pada isu stunting, meskipun tantangan distribusi program ke daerah terpencil tetap ada.

6. Penyediaan 3 juta rumah, termasuk 2 juta di desa melalui UMKM lokal, dengan frekuensi pembicaraan 4.190, meraih 53,7 persen sentimen positif dan 46,3 persen negatif. Program ini dianggap sebagai langkah maju dalam mengatasi masalah perumahan bagi masyarakat miskin, meski kritik muncul terkait pendanaan dan waktu pelaksanaan.

7. Kenaikan upah minimum nasional (UMN) sebesar 6,5 persen pada 2025 dengan frekuensi pembicaraan 5.248, meraih 52,6 persen sentimen positif dan 47,4 persen negatif. Kenaikan ini disambut baik oleh pekerja, sementara pengusaha khawatir akan dampaknya terhadap daya saing.

LSI Denny JA menggunakan analisis isi komputasional untuk mendeteksi topik dan sentimen publik berdasarkan kata kunci yang terkait dengan masing-masing program. Data diolah menggunakan aplikasi LSI INTERNET, yang dirancang untuk menggali opini publik di ruang digital.

Dalam penilaian sentimen, hanya sentimen positif dan negatif yang dipilih, sementara yang netral tidak disertakan. Penelitian ini berlangsung selama satu bulan, dari 20 November hingga 20 Desember 2024.

Informasi dikumpulkan dari berbagai platform digital, termasuk media sosial (Twitter, TikTok, Facebook), media online (berita, blog, video, web), forum diskusi, dan podcast. Riset ini juga dilengkapi dengan analisis kualitatif berdasarkan pendapat para ahli.

(tim/DAL)

[Gambas:Video CNN]

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *