Saat Siswi SD Menolak Makan Nasi Kotak Gratis demi Berbagi dengan Ibunya di Rumah

Saat Siswi SD Menolak Makan Nasi Kotak Gratis demi Berbagi dengan Ibunya di Rumah

KARAWANG, KOMPAS.com –

Sebuah tindakan yang sangat mengharukan muncul dari seorang siswi kelas 1 di SDN Anggadita 1, Karawang, Jawa Barat. Ia memutuskan untuk membawa pulang makanan bergizi yang diberikan secara gratis, bukan untuk dirinya sendiri, tetapi untuk ibunya di rumah.

Peristiwa ini menarik perhatian Bupati Karawang, Aep Syaepuloh, yang saat itu sedang mengadakan simulasi program makan siang bergizi di sekolah tersebut.

Baca juga: Ketika Keyla Menolak Makan Nasi Kotak demi Berbagi dengan Ibu di Rumah…

Saat Bupati Aep melihat siswi tersebut tidak menyentuh makanannya, ia pun bertanya, “Mengapa kamu tidak memakannya?”

Namun, siswi itu hanya terdiam dan menggelengkan kepala sebagai jawaban.

Baca juga: Kisah Haru Siswi SD di Palembang, Bawa Pulang Makan Gratis untuk Ibu

Setelah dibujuk untuk makan, siswi itu menjelaskan bahwa makanan tersebut ingin ia bawa pulang untuk ibunya. Mendengar penjelasan itu, Bupati Aep berusaha membujuknya lagi untuk makan, sekaligus memberikan boks makanan tambahan sebagai bentuk perhatian.

“Ada satu murid yang bilang disuruh makan, tetapi dia menolak, katanya makanan itu untuk orangtuanya. Ia merasa kasihan karena ibunya tidak makan,” tutur Aep kepada wartawan pada Selasa (3/12/2024).

Baca juga: Mamak Sudah Makan Belum?

Selain itu, Aep juga mencatat bahwa ada beberapa siswa yang memiliki ketakutan terhadap nasi.

Dari simulasi ini, Aep bisa mengidentifikasi berbagai tantangan yang perlu diperhatikan saat program makan bergizi dilaksanakan. Simulasi di SDN Anggadita 1 melibatkan sekitar 290 siswa.

Sebelumnya, Aep juga telah melakukan uji coba serupa di beberapa sekolah dasar lainnya, menggunakan dana pribadinya.

“Saat ini, saya masih menggunakan uang pribadi, karena anggaran untuk program ini belum tersedia. Ini adalah tahap percobaan, dan saya ingin merasakan langsung pelaksanaannya,” jelas Aep.

Ketika ditanya mengenai kebijakan pemerintah pusat yang menetapkan harga satu porsi makan sebesar Rp 10.000, Aep mengungkapkan bahwa ia tidak mempermasalahkannya.

Ia memiliki rencana untuk menggandeng pemilik restoran, perusahaan, serta UMKM lokal dari Karawang untuk mendukung keberhasilan program makan siang gratis ini.

“Kami akan mengumpulkan semua pihak. Meskipun anggaran Rp 10.000 mungkin dianggap kurang, kami akan tetap melaksanakan kebijakan ini sesuai arahan dari Presiden,” ungkap Aep.

“Saya masih memiliki banyak rekan yang bisa diajak kerja sama. Misalnya, jika Rp 10.000 tidak mencakup buah dan air mineral, saya akan mengajak teman-teman untuk menyuplai buah dan air mineral. Kami berkomitmen untuk memastikan standar gizi tetap terjaga,” tambah Aep.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu untuk akses berita Kompas.com melalui WhatsApp Channel: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah menginstal aplikasi WhatsApp ya.

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *